Senin, 22 November 2010

Wow, Stadium Tekuk Garuda

Posisi Ahang Makin Tertekan

Stadium Jakarta membuktikan bahwa predikat tim kuda hitam masih layak mereka sandang. Tadi malam (21/11) mereka berhasil menaklukkan tuan rumah Garuda Flexi Bandung 48-43 di C-Tra Arena.
Sebagai tim dengan kualitas individu di bawah Garuda, kemenangan itu tentu sangat membanggakan. Apalagi Stadium meraihnya di hadapan ribuan penonton yang memenuhi C-Tra Arena yang mayoritas adalah fans Garuda.
Kemenangan tersebut mengulang victory Stadium saat mereka mengalahkan Garuda pada preseason tournament NBL di Malang Juli lalu. Ketika itu, akhirnya Stadium menduduki peringkat ketiga di belakang Satria Muda dan CLS Knights. Hasil tersebut membuat Stadium diprediksi bakal menyulitkan banyak tim besar selama musim reguler NBL.
”Anak-anak sangat enjoy dalam pertandingan tadi (21/11, Red). Tidak ada rasa nervous, meski sebelumnya kalah lawan Aspac,” terang Abdurrachman Padang, pelatih Stadium, setelah pertandingan.
Daniel Iskandar dkk memang tampil lepas sejak awal pertandingan. Mereka mampu melepaskan diri dari tekanan penonton yang mayoritas mendukung Garuda. Pada kuarter pertama, mereka mampu leading dengan double digit, 16-7.
Namun, level ketenangan tertinggi di perlihatkan Daniel dkk pada kuarter keempat. Pasalnya, Garuda memperkecil defisit hingga menjadi 39-41 ketika laga hanya menyisakan 2 menit 46 detik. Itu terjadi setelah Cokorda Raka Satrya Wibawa memasukkan tembakan dua angka. Padahal, sebelumnya Stadium memimpin 41-35 saat pertandingan menyisakan 4 menit 26 detik.
Pertandingan makin seru ketika waktu menyisakan 1 menit 30 detik. Saat itu, Stadium hanya unggul satu bola 43-41. Small forward Stadium Ruslan menunjukkan kebolehannya lewat tembakan tiga angka saat waktu tersisa 35 detik yang membuat skor menjadi 46-41 untuk keunggulan Stadium.
Octoviano Permata Sura sebenarnya mampu menghidupkan kembali peluang Garuda untuk menyalip. Tembakan dua poinnya saat laga menyisakan 23 detik membuat skor menjadi 46-43. Namun, Stadium berhasil mengamankan kemenangan melalui melalui tembakan dua angka point guard Chandra Nurhadi Yusran.
”Sebelum pertandingan, saya memang tidak mem-pressure anak-anak dengan hal teknis. Tapi, sejak lawan Aspac, nyali dan semangat anak-anak memang sangat bagus. Karena itu, hari ini mereka main dengan sangat tenang,” tambah Momon, sapaan akrab Abdurachman.
Sebaliknya, kubu Garuda kembali hanya bisa menyesali kekalahan tersebut. Apalagi pada laga sebelumnya mereka juga dipaksa menelan kekalahan atas Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta lewat double overtime.
”Pemain-pemain inti kami tidak bermain dengan semestinya. Denny (Denny Sumargo) misalnya,” keluh Johannis Winar, pelatih Garuda. Menurut Winar, anak asuhnya kembali melakukan banyak kesalahan sendiri seperti ketika mereka dikandaskan PJ.
Tak hanya Ahang, sapaan akrab Winar, yang meratapi kekalahan tersebut. Para pemain pun merasa mental mereka terjun bebas setelah dua kekalahan beruntun di depan pendukung sendiri. ”Pressure sangat berat. Saya merasakan hal tersebut. Sekarang fokusnya adalah mengembalikan mental kami. Mental untuk menang itulah yang harus dibangun lagi,” ujar Agustinus Dapas Sigar, penyumbang 11 poin bagi Garuda.
Di sisi lain, kekalahan tersebut juga membuat posisi Ahang semakin terpojok. Menelan lima kekalahan dari tujuh laga yang dijalani tentu hal yang sangat buruk bagi Garuda yang dihuni pemain-pemain bintang.
”Ini hasil yang buruk. Saya yang paling bertanggung jawab. Apa pun risikonya akan saya terima sebagai sebuah konsekuensi. Kalau memang tidak mengharapkan ada tekanan berat seperti yang saya rasakan, ya mending jangan jadi pelatih,” sebut Ahang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Resistance Bands Free Blogger Templates