Selasa, 13 Desember 2011

Waspadai Pembunuh Raksasa


Garuda Usung Ambisi Revans Lawan Stadium

Jangan anggap remeh Stadium Jakarta. Tim ibu kota itu sukses menyapu bersih dua laga awal Flexi National Basketball League (NBL) Indonesia seri pertama di Bandung. Salah satunya adalah menaklukkan juara preseason tournament yang juga finalis musim lalu, CLS Knights Good Day Surabaya.

Hari ini (14/12) Stadium akan menantang tuan rumah Garuda Speedy Bandung. Di atas kertas, Garuda lebih diunggulkan karena kualitas pemain yang lebih baik dan dukungan suporter fanatiknya. Namun, unggul materi pemain bukan jaminan. Stadium telah membuktikannya saat mengalahkan CLS.

Akankah kejutan Stadium berlanjut? Yang pasti, kubu Garuda sangat mewaspadai kebangkitan Stadium. Musim lalu, Stadium berhasil menghancurkan Garuda di depan publik sendiri. Padahal, saat itu Garuda diperkuat bintang-bintang berpengalaman seperti Denny Sumargo, I Made ''Lolik'' Sudiadnyana, dan Cokorda Raka Satrya Wibawa.

Semusim berlalu, Garuda tentu tak ingin kalah lagi oleh Stadium. ''Kami harus bertekad membalas kekalahan tahun lalu. Stadium tim yang kuat. CLS sudah merasakan kekuatan mereka. Kami tidak boleh lengah, harus terus menekan sejak awal,'' ujar kapten Garuda Octoviano Permata Sura kemarin (13/12).

Octo belajar dari kekalahan CLS. Menurut dia, kekalahan CLS disebabkan terlalu memberi angin bagi Stadium untuk berkembang. Untuk melawan tim seagresif Stadium, yang harus dilakukan adalah menerapkan defense ketat. Yang tak kalah penting adalah membendung shooter-shooter Stadium yang berbahaya.

Octo menyatakan sudah mengantongi kekuatan dan kelemahan lawan. ''Point guard Stadium masih kurang (bagus). Terlalu banyak turn over. Ini yang akan kami manfaatkan,'' tegas forward bertinggi 190 sentimeter tersebut.

Asisten pelatih Garuda A.F. Rinaldo mengakui kualitas permainan Stadium. Terutama, dalam menerapkan pola defense yang terus berganti-ganti. Mulai zona marking, man to man marking, trap, hingga full-court press.

Keistimewaan Stadium lainnya adalah dalam hal shooting. Tembakan pemain bertubuh besar macam Randolph Ariestedes (195 cm), Ruslan (197 cm), dan Yan Steven Pattikawa (191 cm) sangat akurat. Senjata utama Stadium jelas ada pada diri Merio Ferdiansyah. Rata-rata poin Merio merupakan yang tertinggi di NBL Indonesia saat ini (21,50 poin per game).

''Kunci kami saat ini ada pada defense yang ketat. Anak-anak harus 100 persen memberikan semuanya di lapangan. Karena siapa yang siap, dia yang akan menjadi pemenang,'' kata Inal, sapaan akrab A.F. Rinaldo.

Kubu Stadium tidak mau kalah. Jajaran pelatih serius mempelajari gayaGaruda saat melawan BSC Jakarta tadi malam. Stadium tahu bahwa kekuatan Garuda saat ini tidak terletak pada kehebatan masing-masing individu. Pelatih baru Garuda Wan Amran lebih memfokuskan pada pembentukan karakter tim yang kukuh saat bertahan.

''Game pasti ramai dan seru. Menang melawan CLS memang membuat kepercayaan diri pemain meningkat. Namun, kami harus konsisten mempertahakan performa. Kalau tidak, akan berbahaya,'' ujar Manajer Stadium Antonius Puah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Resistance Bands Free Blogger Templates